
Menyongsong era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) sebagai mata pelajaran pilihan di jenjang SMP/MTs. Langkah ini merupakan bagian dari transformasi pendidikan nasional untuk meningkatkan literasi digital dan kompetensi abad ke-21 bagi peserta didik di Indonesia.
Mapel ini dihadirkan sebagai respons terhadap tantangan global dan kebutuhan SDM unggul yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan solutif. KKA tidak hanya berisi pembelajaran teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etika digital, kolaborasi, dan tanggung jawab sosial.
Dalam konteks pembangunan nasional, integrasi koding dan KA juga diarahkan untuk:
Mata pelajaran Koding dan KA terdiri dari enam elemen utama:
Mapel KKA turut mendorong pencapaian Profil Pelajar Pancasila, membentuk siswa yang bernalar kritis, mandiri, berakhlak mulia, serta adaptif terhadap teknologi dan perubahan zaman.
KKA didesain dengan pendekatan holistik dan human-centered, memastikan siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mengerti nilai dan dampaknya. Pembelajaran dapat dilakukan melalui:
Contoh pembelajaran menarik misalnya:
Mapel KKA bersifat pilihan dan melengkapi mapel Informatika yang bersifat wajib di kelas 7–10. KKA memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan praktis, serta bisa diterapkan sejak kelas 5 SD hingga kelas 12 SMA/SMK.
Guru perlu memahami peta relasi antara keduanya agar tidak terjadi tumpang tindih, terutama dalam elemen Berpikir Komputasional dan Literasi Digital.
Kementerian menegaskan bahwa transformasi kurikulum melalui KKA adalah bagian dari strategi membangun talenta digital unggul nasional. Langkah ini mencontoh praktik baik dari negara-negara seperti Singapura, India, dan Korea Selatan yang telah sukses mengintegrasikan koding dan AI ke dalam sistem pendidikan mereka.
Mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial hadir sebagai inovasi pendidikan yang strategis, relevan, dan futuristik. Dengan pendekatan yang menyeluruh—dari konsep dasar hingga implementasi proyek nyata—mapel ini menjadi fondasi penting untuk menyiapkan generasi digital, kreatif, beretika, dan kompetitif secara global.